Ketika Gelar Tabut Perjanjian Baru Diprotes Non Katolik

Started by Nick_zhou2468, Apr 21, 2022, 08:33 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Nick_zhou2468

Quote from: saulus on Apr 21, 2022, 09:51 AMTepat sekali Bro Nic, ...

Dalam tulisan asli tak ada penomoran ayat ... jadi itu sambung menyambung tulisannya ... tanpa pemisahan dan tanda baca.

Nah ... siapa coba yang memberikan penomoran ayat tsb menjadi terpisah ...

Cara ... pembelokkan dari dulu memang sudah canggih ...  WA065 WA065 WA065

Bravo Bro Nic
Makasih pak Saulus. 😊😊😊

saulus

Tepat sekali Bro Nic, ...

Dalam tulisan asli tak ada penomoran ayat ... jadi itu sambung menyambung tulisannya ... tanpa pemisahan dan tanda baca.

Nah ... siapa coba yang memberikan penomoran ayat tsb menjadi terpisah ...

Cara ... pembelokkan dari dulu memang sudah canggih ...  WA065 WA065 WA065

Bravo Bro Nic

Nick_zhou2468

KETIKA GELAR TABUT PERJANJIAN BARU DIPROTES NON KATOLIK

Ketika saya berdiskusi tentang gelar Bunda Maria sebagai Tabut Perjanjian Baru saya menunjukkan tabel yang berisi persamaan dan kelebihan Bunda Maria dibandingkan Tabut Perjanjian Lama, salah seorang teman saya yang kebetulan seorang non Katolik berkata: "Apakah tidak salah penafsiran Gereja Katolik? Sedangkan di Surga Tabut Perjanjian masih ada." Sambil menunjukkan Wahyu 11;19. Di situ tertulis:

Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat. (TB Why 11:19)

Saya hanya tersenyum dan bertanya: "Kenapa tidak dilanjutkan bacaannya?" Jawab teman saya: "Apa yang mau dilanjutkan? Itu kan ayat terakhir bab 11." Saya menjawab:"Lanjutkan bab 12. Kan untuk memahami satu ayat harus dibaca ayat-ayat sebelum dan sesudahnya. Justru bab 12 itu berhubungan erat dengan ayat yang kamu berikan kepada saya. Dimana ayat satu(1)nya berbunyi:Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. (Why 12:1) dan menurut penafsiran Gereja Katolik perempuan pada ayat in adalah Bunda Maria. Jika sekiranya Tabut tetap dipertahankan maka bab 12 akan tetap bicara tentang Tabut itu kan. Kenyataannya tidak berbicara tentang Tabut lagi tapi tentang Bunda Maria. Maka gelar bunda Maria sebagai Tabut Perjanjian Baru sudah sesuai dengan Kitab Suci."

Sebenarnya penymaan Buunda Maria dengan Tabut Perjamjian Lama lebih merujuk kepada fungsi Tabut sebagai tempat kehadiran Allah sendiri beserta dengan syarat-syarat dan konsekuensinya. Dan Santo Lukas Penginjillah yang sudah menafsirkan Maria sebagai Tabut Perjanjian Baru dengan melakukan penyamaan gaya bahasa untuk narasi Tabut Perjanjan Lama dan Bunda Maria.