KESESATAN (HETERODOKSI) GERAKAN KARISMATIK , CATATAN TAMBAHAN

Started by saulus, May 20, 2022, 08:21 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

saulus

Silakan bagi yang pro-karismatik menjawab

Permintaan : jangan sewot dulu, ajukan argumen tandingan.

Biasakan berargumen dengan cara menyimak isi tulisan terlebih dulu, karena saya hanya copas saja dari sumber : EDO masa lalu, ini bahan yang baik bagi yang pro untuk memikirkan jawaban yang memadai dan berkualitas, sehingga bagi yang kontra pun dapat memahami argumen yang pro-karismatik 

Selamat berargumen ...  WA313 WA313 WA313

saulus

1315 "Ketika Rasul-Rasul di Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ. Setibanya di situ, kedua Rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus. Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorang pun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus" (Kis 8:14-17).
 
 1316 Penguatan menyempurnakan rahmat Pembaptisan. Itu adalah Sakramen yang memberi Roh Kudus, supaya mengakarkan kita lebih kuat dalam persekutuan anak-anak Allah, menggabungkan kita lebih erat dengan Kristus, memperkuat hubungan kita dengan Gereja, membuat kita mengambil bagian lebih banyak dalam perutusannya, dan membantu kita, supaya memberi kesaksian iman Kristen dengan perkataan dan perbuatan.

 
 
(kembali)



Banyak orang Karismatik sekarang ini mencoba mengatakan bahwa semua orang Katholik harus menjadi karismatik, bahwa "baptisan roh" lazim dilakukan pada jaman Patriarkh (maksudnya para Bapa Gereja Awal). Kita menemukan (pernyataan) ini dengan jelas di sebuah booklet, Fanning the Flame, oleh Kilian Mc Donnell (Liturgical Press, 1991). Ia mengutip sedikit teks dari beberapa patriarkh untuk menunjukkan bahwa fenomena ini (baptisan roh) rutin dilakukan pada jaman tersebut. Namun hanya sedikit teks yang dikutip, hanya tiga yang diberikan: Yang paling jelas adalah yang ditulis oleh Tertullian, St. Hilarius, dan St. Cyril dari Yerusalem. Namun booklet tersebut mengakui di hal.18 bahwa: "Baik Basilius dari Caesarea... dan Gregorius dari Nazianzus... menempatkan karisma nubuat dalam [ritual] inisiasi Kristen [babtisan dan Krisma], namun mereka (Basilius dan Gregorius) lebih berhati-hati dalam tulisan mereka daripada Paulus." Tidak ada kutipan yang diberikan. (Sumber: Errors of Charismatics – William G. Most)
 
 (
kembali)



[Dalam Lumen Gentium paragraph 12] Konsili [Vatikan II] membedakan karisma biasa dan karisma khusus: "karunia khusus tidak bisa diminta secara paksa, dan buah karya apostolik juga tidak boleh diharap-harapkan dan dibangga-banggakan dari [karya apostolik tersebut]; namun keputusan akan ke-asli-an dari [karunia khusus dan buah karya apostolik] dan juga aturan mengenai penggunaan [karunia khusus dan buah karya apostolik tersebut] diberikan kepada mereka yang berkepentingan di Gereja (ie: hierarkhi Gereja)..."
 
 
St. Teresia dari Avila, yang memiliki banyak pengalaman (dalam hidupnya) akan karunia khusus (yang dimilikinya), akan sangat terkejut. Dalam tulisannya Interior Castle 6.9 ia mengingatkan bahwa ketika seseorang belajar atau mendengar bahwa Tuhan memberikan karunia-karunia yang khusus kepada orang-orang, "kamu tidak boleh meminta atau menginginkan Dia untuk menuntunmu di jalan itu." Ia memberikan alasannya: Pertama, itu menunjukkan kurangnya kerendahan hati; kedua, orang membuat dirinya terbuka bagi "bahaya yang besar karena setan dapat melihat pintu dan hanya memerlukan sedikit celah untuk masuk," ketiga, "ketika seseorang mempunya keinginan yang besar, dia meyakinkan dirinya sendiri [bahwa] dia melihat dan mendengarkan apa yang diinginkannya." Ia menambahkan bahwa banyak orang kudus tidak memiliki hal hal tersebut [ie. karunia-karunia khusus], dan juga banyak orang yang memilikinya namun (mereka) tidak (hidup secara) kudus. Tentu saja (peringatan ini) sejalan dengan peringatan Tuhan Kita sendiri di Mat 7:22-23.
 
 
Buku Finding New Life in the Spirit (Servant, 1872) telah terjual sebanyak 1,690,000 copy. Buku tersebut adalah sebuah buku panduan yang diberikan kepada semua peserta seminar Life in the Spirit, yang diadakan oleh komunitas Word of God di Ann Arbor, Michigan. Peserta (seminar) diajarkan bagaimana mengundang karunia lidah, dan memiliki kelimpahan (karunia) itu – St. Teresia, seperti yang kami tulis diatas, akan (bertambah) khawatir bahwa pintu itu sekarang lebih terbuka daripada sekedar celah kecil.
Tentu ini membuka kesempatan bagi setan dan/atau sugesti pribadi. Di hal.25 si kandidat diinstruksikan untuk berkata : "Saya memohon anda untuk membaptis saya dalam Roh Kudus dan memberikan kepada saya karunia lidah (bahasa roh)." (sumber: Errors of Charismatics – William G. Most)
 
 (
kembali)



Benang pemersatu dari Gerakan ini adalah 'baptisan Roh Kudus'. Bagi banyak orang pencurahan Roh Kudus yang baru, berkuasa dan mengubah hidup ini mengambil tempat dalam konteks suatu seminar yang didesain khusus yang disebut 'Hidup dalam Roh', meskipun banyak yang telah 'dibaptis Roh Kudus' diluar seminar. (sumber)
 
 (
kembali)



Iman adalah sebuah kepercayaan yang hidup dan berani dalam rahmat Allah, begitu pasti akan pengasihan Allah sehingga [iman tersebut] akan mempertaruhkan mati seribu kali untuk meyakininya. Keyakinan dan pengetahuan seperti itu akan rahmat Allah membuatmu bahagia, gembira dan berani dalam hubunganmu dengan Allah dan semua ciptaan.- DR. MARTIN LUTHER'S VERMISCHTE DEUTSCHE SCHRIFTEN. - Johann K. Irmischer, ed. Vol. 63 (Sebuah petikan dari "Pengenalan akan Surat St. Paulus kepada umat Roma,")
 
Iman membenarkan tidak sebagai perbuatan, atau sebagai suatu kualitas, atau sebagai suatu pengetahuan, tapi ketaatan kehendak dan keyakinan teguh dalam kerahiman Allah – LW 54, 359-360
 
 Iman yang memegang kuat Kristus adalah iman yang membenarkan ... Karena iman adalah yakin dan teguh, [iman] harus memegang kuat tidak sesuatupun kecuali Kristus saja – LW 26,28
 
 Tapi jika itu adalah iman sejati, maka [iman itu] adalah kepercayaan yang pasti dan penerimaan yang teguh dalam hati – LW 26,129

 
(
kembali)



KONSILI TRENT
 
 BAB IX.
 
 Melawan keyakinan sia-sia para Bidat
 Namun, meskipun adalah perlu untuk mempercayai bahwa dosa-dosa tidak dihapuskan, ataupun tak pernah terhapuskan kalau tidak karena kerahiman Alah demi Kristus; namun tidaklah bisa dikatakan, bahwa dosa dimaafkan, atau telah dimaafkan, kepada tiap orang yang memegahkan keyakinannya dan kepastiannya akan penghapusan dosanya, dan bersandar pada hal itu saja; dengan memperhatikan bahwa hal tersebut [ie. orang yang memegahkan keyakinannya dan kepastiannya akan penghapusan dosanya, dan bersandar pada hal itu saja] bisa terjadi, dan memang ada di jaman kita, diantara para bidat dan skismatik; dan dengan semangat besar dalam keyakinan sia-sia ini, dan orang yang asing terhadap kekudusan, berkhotbah berlawanan dengan Gereja Katolik. Tapi juga tidak bisa dinilai,-bahwa mereka yang benar-benar dibenarkan (di-justifikasi-an) harus perlu, tanpa ragu sekitpun, menenangkan diri bahwa mereka dibenarkan, dan tidak seorangpun yang dilepaskan dari dosa-dosa dan dibenarkan, kecuali dia yang percaya dengan pasti bahwa dia dilepaskan [dari dosa] dan dibenarkan; dan bahwa absolusi dan pembenaran diberdayakan oleh iman saja ini: seakan-akan siapa yang tidak mempercayainya, meragukan janji-janji Allah, dan [meragukan] daya guna dari kematian dan kebangkitan Kristus. Karena sekalipun tidak seorang saleh pun yang mestinya meragukan kerahiman Allah, atau jasa-jasa Kristus, dan kebajikan dan daya guna sakramen, namun masing-masing orang, ketika dia melihat diri sendiri, dan kelemahannya sendiri dan ketidaksiapannya, mungkin mempunyai ketakutan dan kegugupan [dalam] menyentuh rahmatnya sendiri; melihat bahwa tidak ada seorang pun yang tahu dengan kepastian iman, yang tidak bisa menjadi salah, bahwa dia telah mendapatkan rahmat Allah.

 
(
kembali)



2846 Permohonan ini berakar dari permohonan yang mendahuluinya, karena dosa kita adalah hasil persetujuan kita pada percobaan. Kita memohon Bapa kita, supaya jangan "masukkan" kita ke dalam percobaan. Tidaklah mudah untuk mengungkapkan dalam satu kata ungkapan Yunani yang kira-kira berarti "janganlah membiarkan kami masuk ke dalam percobaan" atau "janganlah kami dikalahkan olehnya." (Mat 26:41) "Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun" (Yak 1:13); Ia malahan lebih banyak hendak membebaskan kita darinya. Kita mohon kepada-Nya, supaya jangan membiarkan kita berjalan di jalan yang menuju dosa. Kita berada dalam perjuangan "antara daging dan roh"; demikianlah permohonan Bapa Kami ini memohon roh pembedaan dan kekuatan.

 
(kembali)



KONSILI VATIKAN KEDUA
 LUMEN GENTIUM
 
 8. ... [W]alaupun diluar persekutuan itupun terdapat banyak unsur pengudusan dan kebenaran, yang merupakan karunia-karunia khas bagi Gereja Kristus dan mendorong ke arah kesatuan katolik.

 
 
(kembali)



8. ... Walaupun demikian, Allah, yang menginginkan untuk memanggil semua orang kepada dirinya sendiri dalam Kristus dan untuk mengkomunikasikan kepada mereka kepenuhan dari wahyuNya dan cintaNya, "tidak gagal untuk membuat diriNya sendiri hadir dalam banyak cara, tidak hanya kepada individu-individu, tapi juga kepada seluruh orang melalui kekayaan spiritual mereka, dimanan agama-agama mereka adalah ekspresi yang utama dan esensial meskipun ketika [agama-agama mereka tersebut] mengandung 'celah-celah, kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan'".27 Karenanya, buku-buku suci dari agama-agama lain, yang dalam fakta aktual mengarahkan dan memelihara keberadaan pengikut-pengikut mereka, menerima dari misteri Kristus unsur-unsur kebaikan dan rahmat yang terkandung didalam [buku-buku suci tersebut]
 
(
kembali)

saulus

Terjemahan kutipan-kutipan berbahasa Inggris
Agustinus mengatakan (Traktat. xxxii dalam Yohanes), "ketika bahkan pada saat ini Roh Kudus telah diterima, tapi tidak seorangpun berbicara dengan lidah semua bangsa, karena Gereja sendiri telah berbicara bahasa-bahasa semua bangsa; karena siapapun yang tidak berada dalam Gereja, tidak menerima Roh Kudus" (sumber: Summa Theologica)
 
 (
kembali)

Kemudian kita membaca sebuah pengakuan yang mengejutkan [di booklet Fanning the Flame, yang ditulis Kilian Mc Donnell] dari St. Yohanes Khrysostomus, yang dikutip di halaman yang sama, "Khrysostomus mengeluh, bahwa 'karisma-karisma sudah lama hilang.'" St. Augstinus, dalam tulisannya City of God (21.5), harus berargumen dengan keras bahwa mukjizat itu mungkin terjadi, untuk melawan mereka yang pada masanya menolak kemungkinan adanya mukjijat. Ia berkata bahwa jika mereka (lawan bicara St. Agustinus) berkata bahwa Para Rasul mempertobatkan dunia tanpa melakukan mukjizat – maka itu adalah sebuah mukjizat yang besar. Jika karunia mukjijat sering terjadi [di jaman St. Agustinus], St. Agustinus tinggal menunjukkan terjadinya mukjijat di sekitarnya [untuk membuktikan kepada mereka yang tidak percaya akan mukjijat]. Tapi ia tidak melakukannya (melainkan memberikan contoh mukjizat dari Para Rasul).
 
Masih berdasarkan sejarah, karunia mukjizat adalah hal yang biasa di jaman St. Paulus, namun menjadi makin jarang terjadi di Gereja di pertengahan abad selanjutnya, namun [justru] banyak terjadi di kelompok kelompok heretik. Gerakan (karismatik) sekarang ini dimulai pada tahun 1901 diantara orang Protestant. Sampai tahun 1925 ada sekitar 38 denominasi (karismatik Protestant) di Amerika saja. Beberapa dekade kemudian, di tahun 1966, beberapa orang Katholik, karena pergaulannya dengan orang Protestant, meminta kepada orang Protestant untuk meletakkan tangan kepada mereka, untuk mendapatkan karunia lidah – karena [menurut mereka] (karunia) lidah adalah tanda bahwa seseorang sudah dibaptis dalam Roh.
(Sumber: Errors of Charismatics – William G. Most)
 
 (
kembali)



Gregorius Naziansus: Kalau begitu apakah kita tidak mempunyai iman karena kita tidak mampu melakukan tanda-tanda [mukjijat]? Tidak, tapi hal ini [tanda-tanda mukjijat] memang diperlukan pada permualaan Gereja, karena iman para umat yang percaya perlu di pupuk dengan mukjijat-mukjijat, sehingga [iman tersebut] bisa bertumbuh. Begitu juga bila kita menanam batang kayu, menyiraminya dengan air, sampai kita lihat tumbuhan tersebut tumbuh kuat dalam tanah; Tapi setelah tumbuhan tersebut mempunyai akar yang sudah tetap, kita tidak lagi mengairinya. Tanda-tanda dan mukjijat-mukjijat punya hal lain yang perlu kita pertimbangkan lebih jauh. Karena Gereja Kudus setiap hari melakukan apa yang dulunya dilakukan oleh para rasul sendiri ketika hidup; karena ketika Romo-romonya (nya = Gereja) oleh rahmat eksorsisme, menumpangkan tangan pada orang yang percaya dan melarang roh jahat untuk tinggal dalam pikiran mereka, apa lagi yang mereka (para Romo) lakukan kalau bukan mengusir iblis-iblis? Dan para umat yang meninggalkan perkataan-perkataan dunia, dan yang lidahnya menyuarakan Misteri Kudus, berbicara bahasa baru (catatan: maksudnya ketika dalam Misa umat menggunakan bahasa liturgi dan bukan bahasa sehari-hari. Jaman dahulu misa dilakukan tidak dalam bahasa sehari-hari); mereka yang oleh peringatan baiknya mengambil yang jahat dari hati yang lain, mengambil ular (catatan: maksudnya seseorang yang memperingatkan sesamanya ketika si sesama berbuat tidak baik maka itu bagikan mengambil ular dari dalam hati si sesama yang sedianya berkehendak jahat); dan ketika mereka mendengar kata-kata bujukan yang mewabah, tanpa tertarik untuk melakukan perbuatan jahat, mereka meminum bahan mematikan, tapi [bahan tersebut] tidak akan pernah menyakitkan mereka (catatan: maksudnya ketika kita mendengar berita, omongan, isu atau apapun yang buruk tapi tidak terpengaruh, ini bagaikan kita meminum racun tapi tidak terkena efek mematikan dari racun); kapanpun mereka melihat sesama mereka menjadi lemah dalam berbuat baik, dan oleh teladan mereka mereka [si sesama tersebut] diperkuat dalam hidup, mereka menumpangkan tangan pada yang sakit, sehingga mereka (yang sakit) menjadi sembuh (catatan: maksudnya, ketika kita melihat sesama yang lemah dalam berbuat baik dan kemudian oleh teladan kita yang giat berbuat baik si sesama dikuatkan ini bagaikan kita menumpangkan tangan atas seseorang yang sakit [karena kurang giat berbuat baik] dan kemudian menyembuhkannya [dengan teladan kita]). Dan semua mukjijat ini adalah banyak dalam proporsi dan juga spiritual, dan oleh karena [keajaiban-keajaiban ini] jiwa-jiwa dan bukannya tubuh dibangkitkan. (Sumber: Catena Aurea oleh St. Thomas Aquinas)
 
 (
kembali)



699 Tangan. Yesus menyembuhkan orang-orang sakit dan memberkati anak-anak kecil, dengan meletakkan tangan keatas mereka.51 Atas nama-Nya para Rasul melakukan yang sama52. Melalui peletakan tangan para Rasul Roh Kudus diberikan.53 Surat kepada umat Ibrani memasukkan peletakan tangan dalam "unsur-unsur pokok" ajarannya.54 Dalam epiklese sakramentalnya, Gereja mempertahankan tanda pencurahan Roh Kudus ini yang mampu mengerjakan segala sesuatu.
 
 1288 "Mulai dari saat ini para Rasul menyampaikan kepada mereka yang baru dibaptis, sesuai dengan kehendak Kristus, oleh peletakan tangan, karunia Roh Kudus demi penyempurnaan rahmat Pembaptisan. Dengan demikian, didalam surat kepada umat Ibrani disebutkan diantara unsur-unsur pengajaran Kristen pertama adalah pengajaran mengenai Pembaptisan dan mengenai peletakan tangan. Peletakan tangan ini dalam tradisi Katolik tepat sekali dipandang sebagai awal Sakramen Penguatan, yang melanjutkan rahmat Pentakosta di dalam Gereja atas satu cara tertentu."99

Catatan kaki:
51 Cf. Mk 6:5; 8:23; 10:16.
52 Cf. Mk 16:18; Kis 5:12; 14:3.
53 Cf. Kis 8:17-19; 13:3; 19:6.
54 Cf. Ibr 6:2.
99 Paulus VI, Divinae consortium naturae, 659; cf. Kis 8:15-17; 19:5-6; Ibr 6:2.
 
 
(kembali)



Karunia mukjijat adalah apa yang disebut oleh St Paulus dalam Surat Pertama Kepada Jemaat di Korintus (xii, 9, 10), yaitu rahmat luar biasa dari Roh Kudus. [Rahmat-rahmat luar biasa] ini harus dibedakan dengan tujuh karunia Roh Kudus yang didaftar oleh nabi Yesaya (xi, 2 sq.) dan dari buah-buah Roh yang ditulis St. Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Galatia (v, 22). Tujuh karunia Roh Kudus dan dua belas buah Roh Kudus selalu di-infusikan dengan rahmat pengudusan kedalam jiwa orang yang terbenarkan. [Tujuh karunia Roh Kudus dan dua belas buah Roh Kudus] ini termasuk [rahmat] pengudusan biasa dan berada dalam jangkauan setiap umat Kristen. Karunia yang disebut di Surat kepada jemaat di Korintus tidak sepenuhnya berkenaan dengan kekudusan hidup. [Karunia yang disebut di Surat kepada jemaat di Korintus] adalah kuasa khusus dan luar biasa yang dipercayakan Allah kepada sedikit orang, dan terutama [berfungsi] untuk kebaikan spiritual orang lain dan bukannya orang yang menerima karunia tersebut. Dalam bahasa Yunani karunia [di Surat Korintus] disebut sebagai charismata, dan nama ini diadopsi oleh penulis [Kitab Suci dalam bahasa] Latin- [karunia ini] juga disebut dalam bahasa tekhnis teologi sebagai gratiae gratis datae (rahmat yang diberikan dengan gratis) untuk membedakan karunia ini dengan gratiae gratum facientes, yang berarti rahmat pengudusan atau rahmat aktual apapun yang diberikan untuk keselamatan yang menerimanya. (Sumber: Catholic Encyclopedia: Gifts of Miracles)
 
 (
kembali)



Disini kita mempunyai pembedaan yang dengan jelas menunjukkan mengenai bagaimana gratiae gratis datae bisa menjadikan keuntungan bagi orang yang menerimanya dan juga berguna bagi orang lain, [dan pembedaan tersebut juga menunjukkan bagaimana] melalui rahmat-rahmat ini (gratiae gratis datae) seseorang tanpa rahmat pengudusan bisa melakukan tanda-tanda keajaiban untuk kebaikan orang lain. Tapi [kejadian dimana orang tanpa rahmat pengudusan menerima gratiae gratis datae dan mampu melakukan tanda-tanda keajaiban] cukup langka dan diluar kebiasaan dan mukjijat sejati tidak akan bisa dilakukan oleh seorang pendosa sebagai bukti akan kekudusan pribadinya atau sebagai bukti kesalahan; karena hal tersebut akan merupakan suatu penipuan dan penghinaan terhadap kekudusan Allah yang merupakan satu-satunya yang dapat melakukan kejaiban [sejati]. (Sumber: Catholic Encyclopedia: Gifts of Miracles)
 
 (
kembali)



Pengetahuan manusia dimulai dengan [pengamatan] luaran dari hal-hal seperti apa adanya, telah ditunjukkan [sebelumnya] bahwa lebih kuat cahaya pengertian, [maka lebih] jauh [pengetahuan manusia] bisa menembus inti dari hal-hal. Nah cahaya kodrati dari pengetahuan kita berasal dari kuasa yang terbatas; karenanya [pengetahuan kita] hanya bisa sampai pada satu titik tertentu. Oleh karena itu manusia memerlukan cahaya supernatural untuk menembus lebih jauh lagi untuk mengetahui apa yang tidak bisa diketahui oleh cahaya kodrati: dan cahaya supernatural ini yang diberikan kepada manusia disebut karunia pengertian. (sumber: Summa Theologica)
 
 (
kembali)



Karunia pengertian tidak hanya berkenaan dengan perkara-perkara yang terutama dan secara prinsipiil dalam ruang lingkup iman tapi juga perkara-perkara lain dibawah iman. (sumber: Summa Theologica)
 
 (
kembali)



3. Karunia Roh Kudus
Karunia Roh Kudus juga di-infusikan dengan rahmat pengudusan. (Sent. communis.)

 Dasar Kitab Sucinya adalah Yes. 11:2 dst., dimana pemberian spiritual oleh Messiah yang akan datang ditunjukkan, "Roh Tuhan akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Tuhan: 3. ya, kesenangannya adalah takut akan Tuhan" (Sept. dan Vulg. : "... roh pengenalan dan ketuhanan [... pietas], 3. dan Dia akan dipenuhi dengan Roh takut akan Tuhan".) Manuskrip Massorah mendetailkan enam karunia, ditambah dengan Roh akan Tuhan. Septaguinta dan Vulgata menyebutkan tujuh, karena di kedua kitab tersebut konsep "Buah dari Tuhan" di V. 2 dan V. 3 dipahami berbeda. Jumlah tujuh, yang mula-mula ada di Septaguinta, bukan intinya. [Dalam] Liturgi, [tulisan] para Bapa (sebagai contoh, St. Ambrosius, De Sacramentis III 2, 8; De mysteris, 7,42), dan para theolog memahami dari ayat-ayat tersebut bahwa karunia-karunia ini diberikan kepada semua orang benar (orang yang dibenarkan). Seperti bagaimana para orang benar dibentuk serupa dengan gambar Kristus (Rom 8:29). Cf. ritus sakramen Krisma dan Hymne yang digunakan dalam Liturgi "Veni Sancte Spiritus" dan "Veni Creator Spiritus," dan juga Ensiklik Roh Kudus oleh Paus Leo XIII "Divinum Illud" (1897).
 
 Ada beberapa ketidak pastian mengenai sifat dari karunia-karunia Roh Kudus dan pengaruh mereka terhadap karunia-karunia yang diinfusikan. Menurut ajaran St. Thomas, yang secara umum diterima saat ini, karunia-karunia Roh Kudus adalah disposisi-disposisi (habitus) adikodrati dan permanan dari kemampuan jiwa, benar-benar berbeda dengan kebajikan yang diinfusikan, yang olehnya (karunia Roh Kudus yang diinfusikan tersebut) manusia diberdayakan untuk secara mudah dan senang untuk menanggapi penggerakkan dan ajakan Roh Kudus: dona sunt quidam habitus perficientes hominem ad hoc, quod promptes sequatur instinctum Spiritus Sancti (S. th. 1 II 68,4).
 
 Karunia Roh Kudus mengacu sebagian pada intelek (hikmat, pengertian, pengenalan, nasihat), sebagian pada kehendak (kesalehan, takut akan Tuhan). Perbedaan [Karunia-karunia Roh Kudus ini] dengan kebajikan yang diinfusikan adalah bahwa prinsip yang memotivasi dari karunia-karunia tersebut adalah Roh Kudus secara segera/langsung. Sementara kebajikan-kebajikan memberdayakan seseorang untuk melakukan tindakan-tindakan luar biasa dan heroik. Karunia-karunia tersebut dibedakan dengan charismata karena [karunia-karunia tersebut] diberikan untuk keselamtan penerimanya dan selalu diinfusikan ketika pembenaran terjadi.
S. th. 1 II 68,4).
 
(
kembali)



Karenanya siapapun yang mempunyai karunia pengertian, datang kepada Kristus, [dimana kedatangan ini] tidak dimungkinkan tanpa rahmat pengudusan. Karenanya karunia pengertian tidak bisa tanpa rahmat pengudusan. (sumber: Summa Theologica)
 
 (
kembali)



PERTANYAAN 66: MENGENAI SAKRAMEN BAPTIS
 ARTIKEL 11: Apakah tiga macam baptisan [dapat] dideskripsikan dengan tepat - viz. Baptisan Air, Darah, dan Roh?
 
 Keberatan 1
: Tampaknya memang tiga jenis baptisan tidak tepat dideskripsikan sebagai Baptisan Air, Darah dan Roh (maksudnya Roh Kudus). Karena sang Rasul berkata (Efesus 4:5): "satu Iman, satu Baptisan." Namun hanya ada satu Iman. Karena itu seharusnya tidak ada tiga Baptisan.
 ...
 
 Tanggapan atas Keberatan 1: Dua baptisan yang lain (darah dan roh) termasuk dalam Baptisan Air, yang mendapatkan efektifitasnya baik dari sengsara Kristus dan dari Roh Kudus. Karena alasan ini kesatuan dari Baptisan tidak dihancurkan.
(
sumber: Summa Theologica)
 
 (
kembali)



720 Dalam diri Yohanes Pembaptis, Roh Kudus memulai dan mempratandai karya yang akan Ia selesaikan bersama dan dalam Kristus yakni pemulihan sifat "serupa dengan Allah" dalam diri manusia. Pembaptisan Yohanes adalah pembaptisan untuk pertobatan; Pembaptisan dalam air dan dalam Roh Kudus akan menghasilkan satu kelahiran baru. (Yoh 3:5)
 
(
kembali)



Ver. 15. Roh Kudus, yang diberikan umat Samaria baru, bukanlah roh rahmat, keadailan dan kekudusan, karena semua itu sudah diterima [umat Samaria baru] pada saat baptisan; tapi roh kekuatan, untuk mengakui dengan keyakinan dan secara bebas nama Yesus, dan rahmat supernatural dan mukjijat, [yang] biasanya diberikan kepada umat, melalui penumpangan tangan. Filipus tidak memberikan sakramen tersebut, karena dia tidak dapat; dia bukanlah seorang Uskup. Karenanya, sekarang di Gereja, kita melihat hanya Pastor kepala yang melakukannya, præcipuos et non alios videmus hoc facere. Lihat St. Khrysostomus, hom. xviii. dalam Akta. --- Tidak disebut disini, memang benar, akan pengurapan, tapi [tradisi] kuno yang terpuji jelas-jelas menyebutnya secara spesifik. St. Siprianus (Cyprian), dalam jaman ke-tiga [abad ke-tiga], mengatakan: "adalah perlu, bahwa dia yang telah dibaptis, harus diurapi, bahwa setelah menerima krisma, yaitu, pengurapan tersebut, dia bisa menjadi yang terurapi oleh Allah." (Ep. lxx.) --- Di jaman berikutnya [abad ke-empat], St. Pacianus menuliskan: "Apakah engkau mengatakan bahwa ini (kuasa untuk menghapuskan dosa) diberikan hanya kepada para rasul? Maka aku berkata, bahwa hanya mereka bisa membaptis, dan memberi Roh Kudus, karena untuk mereka sajalah perintah untuk melakukannya diberikan. Jika, karenanya, hak untuk memberi baptisan, dan pengurapan, menurun kepada pengganti mereka, kepada mereka juga telah datang kuasa untuk mengikat dan melepaskan." (Ep. i. ad Sym. Bibl. Max. T. iv. p. 307)
 
 
 Ver. 17. Mereka menerima Roh Kudus. Bukan [karena mereka sebelumnya belum memperoleh Roh Kudus, sebab] mereka telah menerima rahmat Roh Kudus pada pembaptisan mereka; tapi [mereka belum menerima] kepenuhan rahmat, dan karunia-karunia, yang mereka dari uskup-uskup dalam sakramen krisma. Sakramen ini, seperti yang dicermati oleh St. Khrysostomus,[2] St. Filipus, sand diakon, tidak punya kuasa untuk memberikan.
(Witham) (Sumber: Haydock Bible Commentary)
 
 (
kembali)