Yesus Yang Menangis, Manusiawi Atau Ilahi

Started by Nick_zhou2468, Apr 11, 2022, 11:32 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Nick_zhou2468

YESUS YANG MENANGIS, MANUSIAWI ATAU ILAHI?

Manakah ayat terpendek dalam Perjanjian Baru? Ayat terpendek dalam Perjanjian Baru adalah Yoh 11:35, "Maka menangislah Yesus", atau dalam teks bahasa asli Yunani, edakrussen ho Iesous (εδακρυσεν o ιησους). Tangisan Yesus ini dipicu oleh peristiwa kematian salah seorang sahabat-Nya, yakni Lazarus. Pada ayat 33 dikisahkan bahwa "Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersana-sama dia maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu..." Frasa "masygullah hati-Nya diterjemahkan dari frasa Yunani enebrimesato to Pneumati (ενεβριμησατο τω πνευματι) yang secara harafiah berarti "Dia mengerang dalam Roh". Tangisan Yesus merupakan tangisan yang mengalir dari lubuk hati-Nya yang terdalam. 

Kita biasanya selalu memandang tangisan sebagai tanda kelemahan dan kerentanan. Maka ketika dikisahkan bahwa Yesus menangis, kita berkata bahwa yang menangis adalah kemanusiaan-Nya. Keilahian-Nya tidak mungkin menangis. Kita terlalu cepat membuat batasan mana yang boleh untuk Allah dan mana yang boleh untuk manusia, padahal Alkitab mengandung lebih dari dari satu contoh tentang Allah yang menitikkan air mata. Kitab Yeremia merupakan rujukan paling jelas tentang tangisan ilahi. Allah menangis bersama para wanita Israel,  "Perhatikanlah! Panggillah perempuan-perempuan peratap, supaya mereka datang, dan suruhlah orang kepada perempuan-perempuan yang bijaksana, supaya mereka datang! Biarlah mereka bersegera dan meratap karena kita, supaya mata kita(eyneynu , עֵינֵ֨ינוּ֙) mencucurkan air mata (dimah , דִּמְעָ֔ה) dan kelopak mata kita melelehkan air! (Yer 9:17-18). Kedua ayat ini menyoroti Allah sebagai pihak yang menghimbau diadakannya perkabungan atas kemalangan besar yang akan segera menimpa Israel. Allah ikut menangis bersama umat-Nya dan karena umat-Nya. Dalam terang kitab Yeremia jelas bahwa menangis rupanya bukan tindakan manusiawi saja, tapi juga tindakan ilahi. Gambaran serupa juga muncul dalam kitab Yesaya. Di tengah-tengah nubuatan tentang Moab (15:1) terdapat ratapan untuk kota-kota negara tetangga Israel yang berselisih, "Aku mau menangis (bakhah, בּכה) dengan Yaeser karena kebun anggur Sibma, aku mau membasahi engkau dengan air mataku (dimah, דִּמְעָ֔ה)....hatiku menjerit (hamah, המה) melihat keadaan Moab.....(Yes 16:9,11).

Mungkin akan ada orang yang berkata bahwa ayat ini hanya menggambarkan kesedihan sang nabi sendiri, namun teks berikut menjelaskan bahwa ini adalah Sabda Allah. Yesaya berkata, "Itulah firman yang diucapkan TUHAN tentang Moab" (16:13). Seperti halnya Yeremia, Yesaya menghadirkan tangisan ilahi.

Tangisan Allah dan tangisan Yesus pasti bukan tanda kelemahan atau kerentanan, melainkan tanda kasih yang begitu kuat. Namun siapakah kita, sehingga kita begitu dikasihi oleh-Nya, sampai-sampai Ia menitikkan air mata untuk kita? Kita saja jarang menitikkan air mata untuk orang lain.